Rabu, 15 Oktober 2014

Prinsip - Prinsip Belajar


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang muncul karena pengalaman.,Belajar bukan hanya mengingat akan tetapi lebih luas dari pada itu, yakni mengalami, hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan perubahan kelakuan, kegiatan belajar dapat dihayati (dialami ) oleh orang yang sedang belajar dan juga dapat diamati oleh orang lain.
Pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa.
Untuk menciptakan dan menghasilkan kegiatan belajar dan pembelajaran yang berprestatif dan menyenangkan, perlu diketahui berbagai landasan yakni prinsip-prinsip maupun teori belajar.
Prinsip belajar adalah landasan berpikir,landasan berpijak, dan sumber motivasi agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik antara pendidik dengan peserta didik.
Prinsip ini dijadikan sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa maupaun bagi guru dalam upaya mencapai hasil yang diinginkan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Prinsip Menurut Para Ahli  ?
2. Bagaimana Pengertian Belajar Menurut Para Ahli ?
3. Bagaimana Pengertian Prinsip Belajar Menurut Para Ahli?
4. Bagaimana Prinsip-Prinsip Belajar yang Terkait dengan Proses Belajar ?
C.  Tujuan Makalah
1.Untuk Mengetahui Pengertian Prinsip Menurut Para Ahli 
2.Untuk Mengetahui Pengertian Belajar Menurut Para Ahli
3.Untuk Mengetehui Pengertian Prinsip Belajar Menurut Para Ahli
4. Untuk Mengetahui Prinsip-Prinsip Belajar yang Terkait dengan Proses Belajar.


BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Prinsip
Sesuatu yang dipegang sebagai panutan yang utama (Badudu&Zein, 2001:1089)
Sesuatu yang menjadi dasar dari pokok berpikir, berpijak dsb (Syah Djanilus, 1993)
Sesuatu kebenaran yang kebenarannya sudah terbukti dengan sendirinya (Dardiri, 1996).
B.     Pengertian Belajar
Beberapa ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsiran tentang “belajar”. Sering kali pula rumusan dan tafsiran mereka itu berbeda satu sama lain. Dalam uraian berikut ini diperkenalkan beberapa rumusan tentang belajar guna melengkapi dan memperluas pandangan.
Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakukan melalui pengalaman. Di dalam rumusan tersebut terkandung makna bahwa belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan, dan bukan hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, melainkan lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan hanya penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan ( Oemar Hamalik, 2001: 27 ).
Wingkel, 1987 : “belajar adalah suatu aktifitas mental & psikis dalam berinteraksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan perilaku pada diri sendiri.”Belajar adalah suatu proses/usaha sadar yang dilakukan olehindividu untuk menghasilkan perubahan tingkah laku baik dalam aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap dan nilai) maupun psikomotor (keterampilan) sebagai hasil interaksinya dengan lingkungan untuk mencapai tujuan tertentu.
Pengertian ini berbeda dengan pengertian lama tentang belajar yang menyatakan bahwa belajar adalah memperoleh pengetahuan, bahwa belajar adalah latihan-latihan pembentukan kebiasaan secara otomatis, dan seterusnya (Atang Kusdinar dkk, 1989 : 7 ).

C. Prinsip Belajar
Prinsip belajar menurut Gestalt adalah transfer belajar pendidik dan peserta didik sehingga mengalami perkembangan dari proses interaksi belajar mengajar yang dilakukan secara terus menerus dan diharapkan peserta didik akan mampu menghadapi permasalahan dengan sendirinya melalui teori – teori dan pengalaman – pengalaman yang sudah diterimanya.
D. Prinsip-Prinsip Belajar yang Terkait dengan Proses Belajar
Menurut pandangan awam, belajar adalah kegiatan seseorang yang tampak dalam wujud di dalam kelas, mendengarkan guru yang sedang menerangkan, menghafal sesuatu atau mengerjakan kembali apa yang telah diperolehnya di sekolah. Tetapi, pendapat para ahli pendidikan tentang makna belajar lebih luas lagi, misalnya dengan adanya konsep long – life educatioan, bahwa seluruh gerak dan tempat hidup siswa merupakan kegiatan belajar.
Karena subjek ajar adalah peserta didik, maka mau tidak mau peserta didik harus aktif. Jadi, bejar tidak lain adalah proses yang memungkinkan berbagai potensi yang ada pada diri peserta didik dalam berinteraksi secara aktif dengan guru, peserta didik lain dengan konsep dan fakta yang muncul di dalam kelas, dan dengan lingkungan belajar sebagai satu kesatuan.
Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari kegiatan yang dinamakan belajar – mengajar. Manusia harus belajar berbagai aspek untuk mempertahankan hidup, prestasi dan untuk berbagai kepentingan lainnya. Juga, baik disadari maupun tidak, akan diajarkan ilmu yang diperoleh dalam kehidupan sehari – hari kepada orang yang ada di sekeliling kita.
sering didengar kata belajar dan mengajar, tetapi apa arti belajar dan mengajar itu. Peserta didik bertugas belajar, dan guru bertugas mengajar. Pengertian belajar dan mengajar ini sering kali terasa tidak jelas. Secara umum belajar adalah proses perubahan perilaku akibat interaksi dengan lingkungan ( Atang Kusdinar dkk 1989 : 78 ).
Banyak teori dan prinsip – prinsip belajar yang dikemukakan oleh para ahli yang satu dengan yang lain memiliki persamaan dan perbedaan. Dari berbagai prinsip belajar tersebut terdapat beberapa prinsip yang elative berlaku umum yang dapat kita pakai sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa yang perlu meningkatkan upaya belajarnya maupun bagi guru dalam upaya meningkatkan mengajarnya.
Berikut ini prinsip – prinsip belajar yang dikemukakan oleh Rothwal A. B. (1961) adalah
1.      Prinsip Kesiapan
Proses belajar dipengaruhi kesiapan siswa, yang dimaksud kesiapan siswa ialah kondisi yang memungkinkan ia dapat belajar.
2.      Prinsip Motivasi
Tujuan dalam belajar diperlukan untuk suatu proses yang terarah. Motivasi adalah suatu kondisi dari pelajar untuk memprakarsai kegiatan, mengatur arah kegiatan itu dan memelihara kesungguhan.
3.      Prinsip Persepsi
Seseorang cenderung untuk percaya sesuai dengan bagaimana ia memahami situasi. Persepsi adalah interpertasi tentang situasi yang hidup. Setiap individu melihat dunia dengan caranya sendiri yang berbeda dari yang lain. Persepsi ini mempengaruhi perilaku individu.
4.      Prinsip Tujuan
Tujuan harus tergambar jelas dalam pikiran dan di terima oleh para siswa pada saat proses terjadi. Tujuan ialah sasaran khusus yang hendak di capai seseorang.
5.      Prinsip Perbedaan Individual
Proses pengajaran semestinya memperhatikan perbedaan individual dalam kelas dapat memberi kemudahan pencapaian tujuan belajar setinggi – tingginya. Pengajaran yang hanya memperhatikan satu tingkat sasaran akan gagal memenuhi kebutuhan seluruh siswa.
6.      Prinsip Transfer dan Retensi
Belajar dianggap bermanfaat bila seseorng dapat menyimpan dan menerapkan hasil belajar dalam situasi baru. Apapun yang dipelajari dalam suatu situasi pada akhirnya akan digunakan dalam situasi yang lain. Proses tersebut dikenal sebagai proses transfer. Kemampuan seseorng untuk menggunakan lagi hasil belajar di sebut retensi.
7.      Prinsip Belajar Kognitif
Belajar kognitif melibatkan proses pengenalan dan penemuan. Belajar kognitif mencakup asosiasi antar unsur, pembentukan konsep, penemuan masalah dan keterampilan memecahkan masalah yang selanjutnya membentuk perilaku baru, berpikir, bernalar, menilai dan berimajinasi.
8.      Prinsip Belajar Afektif
Proses belajar afektif seseorang menemukan bagaimana ia menghubungkan dirinya dengan pengalaman baru. Belajar afektif mencakup nilai, emosi, dorongan, minat dan sikap.
9.      Prinsip Belajar Evaluasi
Jenis cakupan validitas evaluasi dapat mempengaruhi proses belajar saat ini dan selanjutnya pelaksanaan latihan evaluasi memungkinkan bagi individu untuk menguji kemajuan dalam mencapai tujuan.
10.  Prinsip Belajar Psikomotor
Proses belajar psikomotor individu menentukan bagaimana ia mampu mengendalikan aktivitas raganya. Belajar psikomotor mengandung aspek mental dan fisik.
Secara Umum, Prinsip-prinsip belajar berkaitan dengan :

1.      Perhatian Dan Motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Dari kajian teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar (Gage n Berliner, 1984: 335 ).
2.      Keaktifan Belajar
Kecendrungan psikologi dewasa ini menganggap bahwa anak adalah makhluk yang aktif. Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemampuan dan aspirasi sendiri. Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendri.
Mon Dewey misalnya mengemukakan, bahwa belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirmya sendiri. maka inisiatif harus datang dari siswa sendiri. Guru sekedar pembimbing dan pengarah (John Dewy 1916. dalam Dak ks, 1937:3 1).
Dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan. Keaktifan itu beraneka ragam bentuknya. Mulai dari kegiatan fisik yang mudah kita amati sampai kegiatan psikis yang susah diamati. Kegiatan fisik bisa berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan-keterampilan, dan sebagainya.
3.      Keterlibatan Langsung Dalam Belajar
Di muka telah dibkarakan bahwa belajar haruslah dilakukan sendiri oleh siswa yang, belajar adalah mengalami, belajar tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Edgar Dale dalam penggolongan pengalaman belajar yang dituangkan dalam kerueut pengalamannya mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung.

4.      Pengulangan Belajar
Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan yang dikemukakan oleh teori Psikologi Dava. Menurut teori ini belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat, menanggap, mengingat. mengkhayal, merasakan. berpikir. dan sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka dasya-daya tersebut akan berkembang.
5.      Sifat Merangsang Dan Menantang Dari Materi Yang Dipelaiari
Teori Medan (Field Theory) dari Kurt Lewin mengemukakan bahwa dalam, situasi belajar berada dalam suatu medan atau lapangan psikologis. Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yang mempelajari bahan belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu yaitu dengan mempelajari bahasa belajar tersebut.
6.      Pemberian Balikan Atau Umpan Balik Dan Penguatan Belajar
Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan dan penguatan terutama ditekankan oleh teori belajar operant Conditioning dari B.F. Skinner. Kalau pada teori conditioning yang diberi kondisin adalah stimulusnya, maka pada operant conditioning yang diperkuat adalah responsnya. Kunci dari teori belajar im adalah law of effect – nya Thomdike. Siswa akan belajar lebih bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang haik. Hasil, apalagi hasil yang baik, akan merupakan balikan yang menyenangkan dan berpengarub baik bagi usaha belajar selanjutnya. Namum dorongan belajar itu menurut B.E Skinner tidak saja oleh penguatan yang menyenangkan tetapi juga ada yang tidak menyenangkan. Atau dengan kata lain penguatan positif maupun negatif dapat memperkuat belajar (gage dan Berliner, 1984: 272).



















BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Prinsip belajar adalah landasan berpikir, landasan berpijak, dan sumber motivasi agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik antara pendidik dengan peserta didik. Prinsip ini dijadikan sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa maupaun bagi guru dalam upaya mencapai hasil yang diinginkan.
Berikut ini prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh Rothwal A.B. (1961) adalah :
1. Prinsip Kesiapan (Readinees)
2.  Prinsip Motivasi (Motivation)
3.  Prinsip Persepsi
4.  Prinsip Tujuan
5.   Prinsip Perbedaan Individual
6.   Prinsip Transfer dan Retensi
7.  Prinsip Belajar Kognitif
8.   Prinsip Belajar Afektif
9.   Prinsip Belajar Evaluasi
10.  Prinsip Belajar Psikomotor
Prinsip – Prinsip Belajar Menurut Rochman Nata Wijaya dkk
1.  Prinsip efek kepuasan ( law of effect )
2.  Prinsip pengulangan ( law of exercise )
3.  Prinsip kesiapan ( law of readiness )
4.  Prinsip kesan pertama ( law of primacy )
5.  Prinsip makna yang dalam ( law of intensity )
6.  Prinsip bahan baru ( law of recentcy )
7.  Prinsip gabungan( perluasan dari prinsip efek kepuasan dan prinsip pengulangan )


DAFTAR PUSTAKA
Atang Kusdinar dkk., 1989. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Karya Cv
Dimyati, Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta, 2006.
Oemar Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Bumi Aksara
Paulina, Panen, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : UT,  2003.